Laman

Minggu, 10 April 2011

Pengertian strategi dan dakwah

1. Penertian Strategi Dakwah

a. Penertian Strategi

Secara bahasa (Etimologi) strategi sendiri berasal dari bahasa yunani, yaitu ‘strattegeia’ atau sering sisebut ‘stratos’ yang berarti militer dan ‘ag’ yang artinya memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya bukan kosakata dari disiplin ilmu menejemen, namun lebih dekat dengan bidang kemiliteran.[1] Strategi sendiri bisa diartikan dengan konsep dan atau upaya untuk mengerahkan dan mengarahkan potensi dan sumberdaya kedalam rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan[2].

Strategi dalam segala hal digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[3] Tujuan tidak akan mudah dicapai tanpa strategi, karna pada dasarnya segala tindakan atau perbuatan itu tidak terlepas dari strategi. Strategi yang disusun, dikonsentrasikan dan dikonsepsikan dengan baik dapat membuahkan pelaksanaan yang disebut strategis. Menurut Drs.H. Hisyam Alie,[4] untuk mencapai strategi yang strategis harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Strength (Kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang dimiliki yang biasanya menyangkut manusianya, dananya, beberapa piranti yang dimilikinya.

2) Weakness (Kelemahan), yakni memperhitungkan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek sebagaimana dimiliki kekuatan.

3) Opportunity (Peluang), yakni seberapa besar peluang yang mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapat diterobos.

4) Threats (Ancaman), yakni memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari luar

b. Pengertian dakwah

Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa arab, yaitu دعا- يدعو- دعوة artinya mengajak, menyeru, memanggil. Warson Munawir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong, dan memohon.[5] Dakwah dalam pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur'an antara lain.

tA$s% Éb>u ß`ôfÅb¡9$# =ymr& ¥n<Î) $£JÏB ûÓÍ_tRqããôtƒ Ïmøs9Î) ( žwÎ)ur ô$ÎŽóÇs? ÓÍh_tã £`èdyøx. Ü=ô¹r& £`ÍköŽs9Î) `ä.r&ur z`ÏiB tûüÎ=Îg»pgø:$#

Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku Termasuk orang-orang yang bodoh.(QS.Yusuf:33)

Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan disebut da'i artinya orang yang menyeru. Tetapi karna perintah memanggil atau menyeru adalah suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu, maka pelakunya dikenal juga dengan istilah Muballigh, artinya penyampai atau penyeru[6].

Definisi mengenai dakwah, telah banyak dibuat para ahli, dimana masing-masing definisi tersebut saling melengkapi. Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan makna artinya sama. [7] Beberapa definisi dakwah yang dikemukakan para ahli mengenai dakwah antara lain:

1. Menurut Prof. Toha Yahya Omar, M.A.

Dakwah Islam adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.[8]

2. Menurut Abul A'la al-Madudi

Dakwah adalah panggilan Ilahi dan Rasul untuk menghidupkan manusia yang berkeseimbangan : Seimbang ilmu dan imannya, seimbang amal dan ibadahnya, serta seimbang ikhtiar dan doanya.

3. Menurut M. Natsir

Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma'ruf an-nahyu an al-mukar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamanya dalam prikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.

4. Menurut Syekh Ali Mahfudz

Dakwah adalah mengajak manusia untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk, menyeru mereka berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar mereka mendapat kebahagiaan didunia dan di akhirat[9].

5. Menurut ibnu Taimiyah

الدعوة إلى الله هى الدعوة إلى الإ يمان به, وبما جاءت به رسله, بتصد يقهم فيما

أخبروا به, وطا عتهم فيما أمروا[10]

6. Menurut Dr. Quraish Shihab

Dakwah adalah seruan atau ajakan kepada insafan atau usaha mengubah situasi kepada kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap diri pribadi maupun masyarakat.[11]

Dengan demikian, dari beberapa pengertian diatas dakwah dapat diartikan sebagai proses penyampaiaan ajaran Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan usaha penyampaiaan saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of lafe manusia sebagai sasaran dakwah kearah kualitas hidup yang lebih baik. Sebagaimana yang dikehendaki oleh Islam agar para pengikutnya menjual diri dan harta mereka bagi Allah serta mencelubkan kehidupan mereka dengan celuban Allah. Berdiri, duduk, dan segala gerak mereka didasari dengan syariat dan adab-adab Allah[12].



[1] Triton PB, marketing strategic meningkatkan pangsa pasar dan daya saing, (Yogyakarta:tugu publisher,2008), 12

[2] Samsul munir amin, rekonstruksi pemikiran dakwah islam,(Jakarta:AMZAH,2008), 165

[3]Ali Aziz, Edisi revisi Ilmu Dakwah, (Jakarta: kencana.2009 ), 350

[4] Rafi'udindan Maman Abdul Djaelani, Prinsip dan strategi dakwah,(.CV. Pustaka stia. Bandung. 2004), 76

[5] Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Pustaka progresif, 1997),406

[6] Samsul munir Amin.ilmu dakwah, (Jakarta:AMZAH,2009),2

[7] Ibid ,3

[8]Toha yahya Omar,ilmu dakwah,(Jakarta:Wijaya,1979), 1. dikutip oleh Samsul munir Amin.ilmu dakwah, (Jakarta:AMZAH,2009),3

[9] Abdul Kadir Sayid Abd Rauf, Dirasah Fid Dakwah al-islamiyah, Kairo; Dar El-Tiba’ah al-ahmadiyah,1987,cet.1, 10. dikutib oleh M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta:kencana,2006), 7

[10], (دمنهور: مكتبة لينة), ٢٠ على بن صالح المرشد, مستلزمات الدعوة

[11] Dr. M Quraish sihab, Membumikan Al-Qur’an.(Bandung: Mizan),194

[12] Syaikh abdurrahman abdul khaliq, Strategi dakwah syar’iyah,(Solo:pustaka mantiq),46

Jumat, 08 Mei 2009

FAKTOR SITUASIONAL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MANUSIA

A.Aspek-aspek objektif dari lingkungan

a Faktor Ekologis

kaum Determinisme lingkungan sering menyatakan bahwa keadaan Alam mempengaruhi Gaya hidup dan perilaku.1 Seperti Lingkungan pantai yang gemuruh oleh ombak berbeda pengaruhnya dengan lingkungan hutan yang sunyi (factor geografis) dan Negeri dengan empat musim berbeda pengaruhnya terhadap penduduk dengan Negeri yang hanya memiliki dua musim.

b. Faktor desain dan Arsitektural

Dewasa ini telah tumbuh perhatian di kalangan para arsitek pada pengaruh lingkungan yang dibuat manusia terhadap perilaku penghuninya2.seperti halnya Desain sebuah kendaraaan Mobil atau pesawat terbang dapat mempengaruhi perilaku penumpangnya. Penumpang bus yang didesain mewah cenderung tertib , dibanding penumpang metromini yang pengap sehingga mempengaruhi ketertiban di dalam bus (cendrung tidak tertib)

c. Faktor temporal(waktu)

Para peneliti telah banyak mengungkap tentang pengaruh waktu terhadap bioritma manusia.misalnya perilaku mahasiswa di dalam kelas pagi hari berbeda dengan di kelas siang hari, berbeda pula dengan kelas malam hari.sehingga waktu mempengaruhi kualitas pesan dan penterjamahan pesan dalam komunikasi.3 Dari tengah malam sampai pukul empat subuh manusia berada pada tahap yang paling rendah, tetapi pendengaran sangat tajam, pada pukul 10 bila anda seorang introvert, konsentrasi dan daya ingat anda mencapai puncaknya, pada pukul sore orang-orang ekstrovert mencapai puncaknya dalam kemampuan analisis dan kreatif (panati, 1982: 128)


d. Suasana perilaku

Selama bertahun-tahun, Roger Baker dan Rekan-rekannya meneliti lingkungan terhadap individual. Lingkungan di baginya ke dalam beberapa satuan yang terpisah, yang di sebut suasana perilaku. Pada setiap suasana perilaku terhadap pola-pola hubungan yang mengatur orang-orang di dalamnya4. Misalnya Didalam suatu kampanye di lapangan terbuka, komunikator akan menyusun dan menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda daripada ketika berbicara di hadapan kelompok kecil di ruang rapat partai.

e. faktor teknologi

Dewasa ini Seringkali orang-orang membicarakan tentang pengaruh teknologi terhadap perilaku manusia. Aflin tovler melukiskan tiga golongan peradaban manusia yang terjadi oleh sebab akibat perubahan teknologi. Lingkungan teknologis yang meliputi system energi, system produksi, dan system distribusi, membentuk serangkaian prilaku sosial yang sesuai dengannya , bersamaan dengan itu tumbuhlah pola-pola penyebaran informasi yang mempengaruhi suasana kejiwaan setiap anggota masyarakat.

f. Faktor sosial

faktor-faktor sosial yang mempengaruhi manusia

1. struktur organisasi. Seorang guru, meski sudah lanjut usia, betapapun bersikap hormat kepada kepala KanWil Depdikbud, meski yang kepala itu usianya jauh lebih muda

2. system peranan. Seorang aktifis angkatan 66 yang banyak jasanya dalam menghancurkan pemberontakan G30S PKI ketika sedang mengurus surat keterangan bebas G 30 S, terpaksa harus bersikap hormat terhadap polisi yang mewawancarainya sehubungan dengan peristiwa G 30 S padahal sang polisi yang masih belia tidak pernah mengalami peristiwa itu.

3. Struktur kelompok. seorang anak betapapun tinggih kedudukan sosialnya tetap harus hormat terhadap ayah kandungnya yang masih petani kecil karena dalam struktur kelompok sosial yang berlaku ayah memiliki kedudukan yang lebih tinggi.

4. karakteristik populasi. Usia kecerdasan jenis kelamin mempengaruhi tingkah laku seseorang. Perilaku anak muda di tengah-tengah orang tua pasti berbeda di bandingkan jika ia berada di tengah-tengah temannya yang seusia.5

B. Lingkungan psikososial seperti dipersepsi oleh kita

Presepsi kita tentang sejauh mana lingkungan memuaskan atau mengecewakan kita, akan mempengaruhi prilaku kita dalm lingkungan itu. Lingkungan dalam presepsi kita lazim di sebut sebagai iklim. Dalam organisasi, iklim psikososial menunjukkan persepsi orang tentang kebebasasan individual, keketatan pengawasan, kemungkinan kemajuan, dan ketidak akraban. Studi tentang komunikasi organisasi menunjukan bagaimana iklim organisasi mempengarui hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan , atau antara orang-orang yang menduduki posisi yang sama. Para antropolog telah memperluas istilah iklim kedalam masyarakat secara keseluruhan. Pola-pola kebudayaan yang dominan atau ethos ideologi dan nilai dalam persepsi anggota masyarakat mempengaruhi seluruh prilaku sosial. Ruth Benedict (1970) misalnya membedakan antara masyarakat yang mempunya sinergi tinggi sengan masyarakat yang ber sinergi rendah , pada masyarakat yang pertama, orang belajar sejak kecil bahwa ganjaran yang di terima berpaut erat dengan ganjaran kolektif. Ciri-ciri perorangan yang di capai melalui usaha bersama.pada masyarakat seperti ini orang cendrung untuk mengurangi kepentingan dirinya, bersifat kompromistis, prilaku sosial yang sebaliknya terjadi pada masyarakat yang bersinergi rendah. Margarethmead (1928) walaupun belakangan ia di kritik oleh orang yang mewakili aliran diterminisme bahwa budaya yang menunjukan bagaimana nilai-nilai yang di serap oleh anak pada waktu kecil itulah yang kemudian mempengaruhi periakunya di kemudian hari.



C. Stimuli yang mendorong dan memperteguh perilaku


Beberapa peneliti psikososial seperti frenderisen price dam bouffard(1978) meneliti kendala situasi yang mempengaruhi kelayakan melakukan perilaku tertentu. Ada situasi yang memberikan rentang kelayakan pelaku (behaviorl appopriateness) seperti situasi di taman dan situasi yang banyak memberikan kendala pada prilaku, seperti di Gereja. Situasi yang permisif memungkinkan orang melakukan banyak hal tanpa harus merasa malu. Sebaliknya restriktif menghambat untuk berprilaku sehendak hatinya.

Faktor-faktor situasional yang di uraikan di atas tidaklah mengesampingkan faktor-faktor personal yang di sebut sebelumnya. Kita mengakui besarnya pengaruh situasi dalam menentukan prilaku manusia. Tetapi manusia membeikan reaksi yang berbada-beda terhadap situasi yang di hadapinya, sesuai dengan karakteristik personal yang dimilikinya. Prilaku manusia memang merupakan hasil interaksi yang menarik antara keunikan individu dengan keumuman situasional.



Daftar pustaka

Rakhmat, Jalaludin. M.Si, Psikologi komunikasi,PT Remaja Rosdakarya,Bandung,Cet ke-20,Oktober 2008

Mubarok,Achmad.MA, Psikologi DakwahPustaka firdaus,Jakarta, Cet ke-2, Oktober 2002

Arifin,M.M.Ed, Psikologi komunikasi suatu pengantar studi, Bumi Aksara, Jakarta,2004


http://massofa.wordpress.com/2008/03/26/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-dalam-berkomunikasi/


1 Jalaludin Rahmat, M.Si.Psikologi komunikasi. Hal 44

2 Ibit. Hal 44

3 Dr.Achmad Mubarok. Psikologi dakwah. Hal 90

4 Op,cit Hal 45

5 Dr.Achmad Mubarok. Psikologi dakwah. Hal 91